Sabtu, 04 Januari 2014

TUGAS SOFTSKILL KETIGA

A
Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Masalah dan Solusi Pertumbuhan Penduduk di Indonesia
Saat ini jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 diperkirakan sekitar 257.516.167 jiwa. Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun1961– 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980–  1990 sebesar 1,98% pertahun,dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per bulan September 2012,3 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen), atau berkurang sebesar 0,54 juta orang (0,30 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2012 sebesar 29,13 juta orang (11,96 persen). Serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen. Adanya jumlah penduduk yang besar dan angka kemiskinan yang cukup tinggi dapat memicu adanya masalah kependudukan yang dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Jumlah penduduk Indonesia yang besar mengakibatkan permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia, yaitu:

1.Jumlah penduduk Indonesia,besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat dilihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

2.Kepadatan penduduk Indonesia, kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni.Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap 1 mil2. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.

3.Susunan penduduk Indonesia, sejak sensus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Median umur penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 27,2 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia termasuk kategori menengah (intermediate). Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk  menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah 51,31.Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah.Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 46,59 sementara di daerah perdesaan 56,30. Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,7 tahun dan perempuan 22,3 tahun.
Solusi untuk mengatasi masalah jumlah penduduk diantaranya adalah dengan Program Keluarga Berencana (KB). Mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional, yaitu dengan:
a.       Memperkenalkan tujuan-tujuan program KB melalui jalur  pendidikan.
b.      Mengenalkan alat-alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, dan menepis anggapan yang salah tentang anak.
c.       Menetapkan Undang-Undang Perkawinan yang di dalamnya mengatur serta menetapkan tentang batas usia nikah.
d.      Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.

Penyebab dan Solusi Kepadatan Penduduk yang Tidak Merata di Indonesia
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap kilometer pada suatu wilayah Negara. Ketidakmerataan persebaran penduduk di Indonesia menyebabkan ketidakmerataan juga pembangunan fasilitas fisik maupun non fisik. Banyaknya masyarakat Indonesia yang bermigrasi ke kota-kota besar mengakibatkan terjadinya kepadatan di kota-kota besar. Namun fasilitas dan perekonomian di daerah perkotaan semakin meningkat. Sedangkan pada daerah yang ditinggalkan penduduknya tidak mengalami kemajuan sama sekali sehingga terjadi ketidak seimbangan antara pertumbuhan daerah perkotaan dan pedesaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
1.Faktor Fisiografis, meliputi keadaan fisik pulau tersebut, misal keadaan tanah, iklim dan cuaca.
2.Faktor Biologis, meliputi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.
3.Faktor Kebudayaan dan Teknologi, meliputi kemajuan teknologi yang ada.

Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya. Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah,maka dapat digunakan untuk perencanaan penyediaan fasilitas sosial.Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.
2.Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yanglain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yangsatu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnyadi Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah tersebut dalam mendukung kehidupan.
Solusi untuk mengatasi masalah pemerataan penduduk, program pemerintah yang terkenal dalam upaya mengatasi masalah tersebut adalah transmigrasi, yaitu pemindahan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang belum padat penduduk. Program pemerintah tersebut dilaksanakan sekitar tahun 1980 -1990 an. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
a.       Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b.      Peningkatan taraf hidup transmigran.
c.       Pengolahan sumber daya alam.
d.      Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
e.       Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
f.       Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
g.      Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Transmigrasi bukan hanya memindahkan penduduk, tetapi harus juga menyiapkan aspek sosial, SDM, dan teknis. Aspek sosial, masyarakat yang akan dipindahkan harus dipersiapkan agar mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Aspek SDM, peningkatan skill perlu diberikan kepada masyarakat yang akan dipindahkan. Aspek Teknis, mempersiapkan prasarana dasar yang menunjang daerah transmigrasi, tidak hanya rumahdan sepetak tanah. Ditemui berbagai kendala misalnya masyarakat tidak kerasan ditempat barunya, sehingga mereka kembali ke kota. Banyak proyek transmigrasi yang tidak dilakukan sesuai prosedur, yaitu penyiapan prasarana dasar secukupnya, dana diselewengkan, sehingga penduduk yang dipindahkan teraniaya. Beberapa solusi lain upaya lain yang dapat dilakukan adalah:
a. Pengadaan rumah vertikal atau rusun
b. Mengatur jarak kelahiran
c. Menambah pengetahuan tentang kependudukan
d. Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
e. Para transmigran yang sukses bisa kembali membangun daerah asalnya.

Penduduk yang Terpadat dan Terkosong di Indonesia
Menurut Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 237.641.326 jiwa, mencakup yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,7%) dan di daerah perdesaan sebanyak 119.321.070 jiwa (50,2%). Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2% dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3% penduduk, Jawa yang luasnya 6,8% dihuni oleh 57,5% penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5% dihuni oleh 5,8% penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9% dihuni oleh 7,3% penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 % dihuni oleh 1,1 % penduduk,dan Papua yang luasnya 21,8 % dihuni oleh 1,5 % penduduk. Di Indonesia 60% penduduknya berada di pulau jawa. 

B
Definisi Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.

Macam-macam Migrasi
Pengelompokan migrasi dibagi menjadi dua macam, yaitu :
·         Migrasi Internasional : merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi internasional merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang.
·         Migrasi Internal : merupakan perpindahan penduduk yang terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi, antarkota/kabupaten, migrasi dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten/kota, seperti kecamatan dan kelurahan/desa. Migrasi internal merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang.

C
Contoh Pelanggaran HAM dan Solusinya

Contoh pelanggaran HAM yang ada di Indonesia salah satunya adalah para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan antara pejalan kaki dengan kendaraan bermotor. Meskipun termasuk dalam pelanggaran HAM ringan, dampak dari pedagang yang berjualan di trotoar dapat menyebabkan kemacetan. Berikut merupakan artikel tentang pedagang yang membuka lapak di trotoar.
Digusur PT KAI, Pedagang Parsel Cikini Buka Lapak di Trotoar
PT Kereta Api Indonesia (KAI) beberapa waktu lalu menggusur para pedagang parsel yang ada di lantai bawah Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, untuk penataan stasiun. Kini, para pedagang parsel itu nekat berjualan kembali di trotoar di depan stasiun tersebut.

Pantauan detikcom, Selasa (17/9/2013), los-los toko di bawah Stasiun Cikini yang dulunya untuk penjual parsel itu sudah ditutup dengan seng oleh PT KAI. Seolah tak habis akal, para pedagang itu kembali lagi di Stasiun Cikini namun kali ini bukan menempati aset PT KAI melainkan fasilitas umum, trotoar.

Para pedagang juga memasang terpal yang sisinya menempel di tembok stasiun dan ujung lainnya menggantung di ujung trotoar. Tak pelak, sepanjang trotoar di Stasiun Cikini kini dikuasai oleh pedagang parsel. Barang-barang dagangan pun ditumpuk di sepanjang trotoar yakni keranjang rotan, kotak kado dan sebagainya.

Pedagang parsel, Hj Suhaya (54), warga Cikini yang berjualan sejak tahun 1993, mengatakan sebenarnya dia tak berniat menggangu hak orang lain dengan menduduki fasilitas umum ini.

"Kalau kita mah sebenernya enggak mau dagang di sini, kita juga tahu kalau ganggu orang karena jualan di trotoar. Tapi gimana, kita kan bukan ayam, kita manusia, ya butuh kejelasan dari PT KAI kita nanti boleh dagang lagi gak di dalam, kalo enggak boleh, kita nanti di mana? Ya denger-denger sih di samping McDonald's itu ya, kayak di pinggir-pinggir jalan ke perkampungan gitu," kata Suhaya.

Sedangkan Eko, pedagang kerajinan rotan mengatakan, sebenarnya tidak masalah bila dirinya direlokasi. Namun dia berharap relokasinya tidak jauh dari Cikini.

"Tapi kalau bisa ya di Cikini karena ini sudah tradisional banget parsel di sini, sudah ikonnya deh. Kalau pendapatan, setelah digusur sama sebelum mah sama aja, nggak tentu namanya kita dagang," tutur Eko.

Sedangkan Ndai, penjaga toko parsel Bali mengatakan para pedagang parsel sudah berdagang di trotoar sehari setelah digusur dari los toko di dalam Stasiun Cikini. Dia mengakui kenyamanan dalam berdagang ini berkurang jauh.

"Habis digusur di dalam, besoknya juga kita sudah dagang di luar sini. Sebenarnya di dalam sama luar ya enakan di dalamlah ya, lebih adem. Di dalam juga lebih luas, ada kali lima kali lipatnya," kata Ndai yang membuka lapak di trotoar berukuran 2x2 meter.

Solusi dari masalah di atas yaitu dibutuhkan adanya relokasi tempat berdagang yang tidak menganggu tempat untuk pejalan kaki. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi pihak-pihak yang terkait agar relokasi yang dibutuhkan berjalan dengan baik. Selain itu dibutuhkan sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi bahwa adanya relokasi. Hal ini dibutuhkan agar pendapatan pedagang tidak akan jauh berkurang dengan adanya relokasi tersebut.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar